Tuesday, November 13, 2012

Cara Seorang Petani Jadi Ketua KPK


Ketika saya dipilih oleh wakil rakyat di senayan, saya menyatakan bahwa saya harus menjadi ketua KPK terakhir yang dimiliki negeri ini. Setelah saya bangsa ini tidak akan susah payah lagi dengan urusan fit and propper test untuk mencari sosok ketua KPK lagi. Negeri ini sudah tidak membutuhkan lagi organisasi seperti KPK karena tugas-tugas KPK sudah bisa saya tuntaskan segera sebelum periode saya berakhir. Karena saya berkenyakinan bahwa KPK bukanlah lembaga yang (harus) kekal, berada dinegeri ini hingga yaumul akhir. KPK hanyalah lembaga fana yang bersifat sementara (ad hoc), selaras dengan kenyakinan kita bahwa korupsi itu juga fana, yang harus lenyap dari negeri ini.

Memberantas korupsi bagi saya yang berlatar belakang petani adalah seperti merawat tanaman yang terkana hama. Hama, kalau penanganannya tidak hati-hati bisa menyebabkan petani tidak makan alias gagal panen. Hama seperti tikus misalnya mirip prilaku koruptor dia hanya memikirkan dirinya sendiri, dia tidak peduli dengan yang lain. Sehingga saya harus mampu mendiagnosa jenis hama, gejala dan penyebab hama korupsi yang menjangkiti negeri ini. Penyebab hama yang berkembang biak diantaranya adalah faktor lingkungan, pola dan kebiasaaan hidup koruptif yang sadar atau tidak tumbuh ditengah-tengah masyarakat harus dihilangkan dengan tuntas, kerena secanggih dan sekeras apapun kita memberantas korupsi kalau kita tidak bisa merubah pola dan kebiasaan hidup koruptif, korupsi akan terus tumbuh dan berkembang. Saya namakan fase ini adalah fase penyemaian. Bagian terpenting dari fase ini adalah menyemai sample habitat pembibitan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman antikorupsi, dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan layaknya tanaman seperti sistem pengairan, sirkulasi udara, keasaman tanah, serta aspek lain yang menunjang tanaman tumbuh sehat.

Saya upayakan program-program yang berdampak mutiplayer effect, dari hulu sampai hilir. Dari hulu, program-program yang memiliki efek berantai yang berujung pada gelombang besar penyadaran terhadap seluruh elemen bangsa akan bahaya dan resiko korupsi, tumbuh budaya malu akan aib korupsi kemudian dari situ lahir gerakan-gerakan bersama perlawanan terhadap korupsi disetiap lini kehidupan bermasyarakat. Sadar korupsi muncul ditengah-tengah keluarga, seluruh unsur pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, sektor swasta dan kaum birokrat.

Dari hulu saya upayakan tanaman antikorupsi melalui segenap elemen masyarakat dengan memberikan pemahaman yang benar tentang korupsi, saya yakin dengan pemahaman yang benar dapat menciptakan habitat yang sehat yang bebas dari polusi korupsi, terutama lewat sarana-sarana pendidikan. Ada gerakan nyata di setiap lapisan masyarakat untuk pembiasaan perilaku anti korupsi, menghilangkan bias tafsir korupsi, seperti beda korupsi dengan hadiah, ucapan terima kasih, tips dan lain-lain yang terkadang masih diangap ada benturan budaya timur.

Sementara dari hilir lembaga-lembaga penegak hukum harus segera bersih, kredibel dan berwibawa, siap memberi hukuman setimpal pada para koruptor, penjarah uang rakyat. Pola dan kebiasaan koruptif muncul dari habitat birokrasi yang njelimet, tidak transparan dan mentalitas aparat yang haus suap. Saya akan jadikan KPK model tersemainya varian birokrasi anti korupsi yang tumbuh sehat dari akar, batang, ranting sampai buahnya dirasakan oleh masyarakat. Konkretnya KPK harus menularkan pola rekrutmen pengembangan, pembinaan sdm berintegritas dan profesional ke seluruh instansi yang selama ini menjadi sumber masalah di kaum birokrat, KPK juga menularkan proses pengelolaan keuangan negara yang baik, bagaimana KPK menciptakan sebuah bisnis proses yang adil dan transparan, saya bersama KPK akan menjadi partner pemerintah dan lembaga pembuat kebijakan untuk menelurkan aturan-aturan yang mengantarkan varian-varian penyemaian tersebut dapat saya tularkan ke instansi-instansi lain wabilkhusus ke lembaga-lembaga penegak hukum.

Sementara ditengah menyebarkan fase penyemaian varian birokrasi anti korupsi, saya harus segera menangani tanaman yang sudah terjangkit hama korupsi yang kakap, berdampak masif dan sistemik. Fase ini saya namakan fase pemulihan. Yang menjadi perhatian utama saya adalah pemulihan terhadap institusi penegak hukum, dalam struktur tanaman mereka ibarat sistem antibodi yang mampu menjadi pengendali tanaman terhadap serangan hama, sistem ini yang harus bisa bekerja seperti sediakala, mereka harus imun/kebal terhadap serangan hama, karena dari posisi mereka sangat rawan menerima serangan hama korupsi. Mereka harus bersih, sistem kekebalan hama mereka harus dipacu untuk kembali bekerja, dan setelah bersih penyemaian model birokrasi anti korupsi yang sudah saya praktekan di KPK harus bisa dipraktekkan juga di tengah-tengah mereka. Mengapa mereka mendapat prioritas utama?, jawabanya karena selanjutnya merekalah yang sejatinya bertugas mengawal pemberantasan korupsi di negeri ini. Kalau mereka segera pulih maka saya akan cepat beristirahat dan KPK pun tercatat dalam tinta emas sejarah negeri ini berhasil menuntaskan tugasnya, hama korupsi stadium lanjut sudah bisa diatasi dan mengantarkan lemaga-lembaga penegak hukum berwibawa dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Hama-hama itu harus diberantas dengan tuntas, kalaupun ada bagian tanaman yang dipotong karena hama sudah tidak bisa dibersihkan, terjangkit hama yang merasuk ke dalam sendi-sendinya, susah/tidak mau tumbuh normal maka ya dipotong saja kemudian dibuang, bekas potongannya dirawat, insya Alloh tunas-tunas baru akan muncul menggantikan. Atau bila perlu melengkapi fase penyemaian varian birokrasi anti korupsi dengan cara okulasi, cangkok sdm yang sudah handal di KPK kembali ke institusinya untuk mempercepat fase pemulihan sebelum nantinya sdm-sdm itu pada akan saya kembalikan dengan senang hati, tanpa mereka minta permohonan pengundurkan diri. Mereka pun akan mendapat tempat yang layak, sesuai, right man on right place di instititusi asal yang menjadi ibu kandungnya.

Fase berikutnya adalah fase pemupukan. Fase ini adalah memperkokoh fase-fase yang dilakukan agar bisa akselerasi sepeti tanaman-tanaman bibit unggul yang menghasilkan dalam jumlah banyak, kualitas terjamin dan dalam tempo singkat. Kita tentunya sudah muak dan bosan dengan hama korupsi yang terus berjangkit di negeri ini solah sulit dibasmi. Kita mau hama korupsi segera lenyap, tunas-tunas integritas lahir di setiap jengkal negeri, di setiap bagian di negeri ini menggantikan bagian yang sudah terkoyak akut hama korupsi. Pada fase ini perlahan peran-peran KPK dapat di-delivery ke unit-unit yang ada. Seperti aspek pencegahan sudah dapat dilakukan melalui unit internal control pada masing-masing institusi, aspek pemberantasan bisa berbentuk detasemen khusus pada lembaga penegak hukum seperti detasemen antiteror yang sangat ditakuti oleh para teroris. Detasemen antikoruptor ini tetap diperlukan untuk mengantisipasi munculnya kembali koruptor kelas kakap yang sudah terkontaminasi ideologi keserakahan dan sangat sulit disadarkan.

Akhirnya jauh sebelum periode saya berakhir, ketika saya merasa tugas saya sudah selesai, saya menghadap presiden yang melantik saya, usai menghadap presiden saya berdiri didepan awak media, seluruh wakil rakyat komisi 3 yang memilih saya untuk menyatakan bahwa mulai hari ini saya menyatakan mengundurkan diri dengan senyum penuh kemenangan, mandat itu saya kembalikan kepada para pemberinya karena segala pekerjaan sudah berhasil saya tuntaskan. Dan hari itu saya melihat senyum presiden begitu sumringah mungkin karena beliau tidak perlu repot-repot berdiri paling depan mengawal pemberantasan korupsi, para wakil rakyat tertawa lepas tanpa rasa ketakutan dan khawatir terus dimata-matai oleh lembaga anti rusuwah dan para awak media pun riang gembira tidak perlu kejar tayang, lembur sampai lupa pulang bahkan rela menginap di selasar gedung KPK demi mengejar berita selebrita korupsi. Inilah fase terakhir bagi sang petani, yakni fase panen saatnya menikmati hasil kerja, saatnya bisa berbagi kebahagian dengan yang lain atas hasil yang kita peroleh. Kita bukan siapa-siapa tanpa orang lain, kita bukan superman, superbody, kita harus bergandengan tangan sesama anak bangsa menuju Indonesia gemilang, adil, makmur toto tentrem kerto raharjo. Wallahua’lam